Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan perlambatan pada kuartal pertama tahun 2024, mencerminkan dampak dari ketidakpastian global dan kebijakan dalam negeri. Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, mengalami perlambatan dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,1%.
Menurut Suharyanto, Kepala BPS, perlambatan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk perlambatan ekonomi global akibat perang perdagangan antara beberapa negara besar, serta dampak pandemi yang masih berlangsung. Faktor internal seperti ketidakpastian kebijakan dan kondisi politik juga berperan dalam memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
“Ketidakpastian global mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia, sedangkan kebijakan dalam negeri yang belum sepenuhnya konsisten juga berdampak pada kepercayaan investor dan konsumen,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers.
Meskipun demikian, beberapa sektor masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif. Sektor manufaktur, misalnya, tetap menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi meskipun dengan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Sementara itu, sektor jasa juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil.
Pemerintah diharapkan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna mengatasi perlambatan ini. Suharyanto menekankan pentingnya kebijakan yang dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri, meningkatkan investasi, serta memperkuat ketahanan ekonomi dalam menghadapi ketidakpastian global yang masih berlangsung.
Pada tingkat regional, pertumbuhan ekonomi terbesar tercatat di Pulau Jawa, sementara di luar Pulau Jawa terjadi pertumbuhan yang lebih moderat. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan investasi dan pengembangan ekonomi di luar Jawa guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara merata.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi baik dari dalam maupun luar negeri, langkah-langkah strategis dan kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang terus berubah.